KLURON

Malam itu aku berencana mengunjungi Rumah Sakit bersalin di daerah jalan Monjali karena kakak perempuanku akan melahirkan.

Tidak memiliki firasat apapun aku melewati jembatan teknik UGM. Apes malam itu ku menjatuhkan tas besar berisi selimut untuk kedua orang tua ku yang sudah terlebih dahulu menunggui kakak ku di Rumah Sakit. Segera kupinggirkan motorku dan kuambil tas tersebut.


Tepat seperti apa yang terlintas di pikiranku ketika aku turun dari motor, motorku tidak bisa di starter. Pukul 23 malam ku putuskan mendorong motorku kearah jalan Monjali.

Aku tahu di jembatan ini banyak yang menunggui, aaku terus saja pura-pura tidak melihat mereka.
Hmmm, jembatan teknik ini menghubungkan kampus UGM dengan jalan Monjali sehingga memudahkan akses jika menuju jalan magelang.

 Jembatan ini mengorbankan empat ekor lembu yang masing-masing tengkoraknya ditanam di bawah patung Gupala di empat sudut jembatan untuk selamatan. Walau dalam proses pembangunannya juga meminta seorang tumbal manusia.

***

Aku tak menyangka ada satu sosok yang berani menampakkan diri secara jelas di depan ku..

“mas.. aku melu kowe yoh..”

Suara anak kecil? Aku tidak menyahut..

“Mas.. mas…”

Ku toleh kebelakang ku ternyata benar sesosok anak kecil sedang duduk di jok motorku.
Terlalu simpel jika disebut anak laki-laki. Tepatnya seperti pria cebol  dengan kain putih menutupi bagian  perut hungga lututnya.
Benar-benar jelas layaknya meliohat manusia biasa.
Ku menghentikan langkahku.  Lalu kupandang kerah wajahnya, dia merasa kesal lalu melompat turun.

“Sopo jenengmu?”

“Aku durung duwe, kabeh sik neng kene nek nyeluk aku kluron…, aku melu kowe yoh mas, dadi kancane anake mbakyumu..”

“Rasah aneh-aneh..”

Ternyata hantu anak kecil itu tahu jika aku akan kerumah sakit menengok kakakku yang melahirkan. Dia dipanggil Kluron. Kluron adalah sebutan untuk bayi yang dipaksa lahir prematur. Mungkin dulu dia dibuang ke sungai oleh orangtuanya yang tidak menghendaki kelahirannya.., sungguh malang.

Meski kasihan Aku tidak mau membuat masalah,

“Tak jenengi kowe Kliwon wae yo…, lairmu kliwon to? Nanging ojo melu aku, omahku wes kebak sik nunggu.. awakmu mengko ora kerasan”

“Kok reti nek lairku kliwon mas?”

(Aku tidak menyahut)

Kemudian dia tertawa kegirangan sambil menggoyang-goyangkan kepalanya..

“Hhihihi.... hore...

 aku saiki duwe jeneng... hihihihihi...



Jenengku Kliwon...



Hihihihihi...



namun tiba-tiba ekspresinya berubah sedih...


 Aku neng kene ora jenak mas, dinakali sik duwe gawe neng kene…. Aku golekno nggon…”

Belum sempat ku menolak, jempolku memencet tombol starter...


Aha! Mesin motorku menyala,...

segera saja ku naiki..

Aku tahu anak itu ,masih membonceng.

***

Aku sampai di parkiran Rumah Sakit, dan aku berbisik

“Wes kowe meduno Won Kliwon , mburi kae glo konco-koncomu akeh…, nek neng kene ora bakal dinakali…”

“Nuwun yo mas…”

Tanpa menoleh aku segera menuju ruang kamar kakakku.

***

Anak kakak ku telah lahir dengan selamat, walaupun sedikit prematur

***
Besok malamnya ku ke Rumah Sakit lagi untuk menengok adik bayi.

Kurasakan kehadirannyan diruangan ini..

Sudah tentu dia, siapa lagi..

Samar-samar kulihat Kliwon bergantungan di Box bayi sambil bermain dengan bayi kakak ku. Aku sedikit tidak senang, lalu kutiup dia agar terusik. Maksudku agar dia menyingkir.

“Walah ngono wae nesu, iki lhoadi bayine mengko gedene koyo kowe mas… hihihihi…”

Kemudian Kliwon menghilang.

***

Hingga saat bayi kakak ku dibawa pulang aku tidak melihatnya lagi.
Di jalan pulang aku merenung.., jangan-jangan anak kakakku kelak juga punya bakat khusus sepertiku..
Entahlah


Wallahualam..

0 komentar:

Posting Komentar